Sahabaku

sahabatku
meletakkan aku dengan nyaman di sisinya
ia tak menuntutku membicarakan setumpuk hal bersamanya
atau melakukan sejuta jadwal dengannya
ia tak memintaku melakukan hal yang diinginkannya
ia juga tak menghakimiku untuk salahku
duduk diam di sisinya pun cukuplah
karena hati berbicara
tak perlu mulut berbuih untuk semarakkan waktu
karena waktu tetap istimewa jika aku dengannya
aku tak perlu menutupi hatiku
menebarkan senyum untuk lukaku
aku tak perlu dengar sejuta penghiburan dan nasehat
dekatnya dalam diam cukup mengobati hatiku
aku tidak butuh gaun yang berkilauan
atau bertumpuk-tumpuk emas
hanya untuk mempertahankan sahabatku
ia akan tetap duduk menemaniku dalam diamku
menikmati senja denganku
walau bukan sofa yang empuk mengalasi duduknya
karena ia sahabatku
kadang aku bertanya dalam hatiku
sudahkah aku menjadi sahabatnya?
sudahkah aku mengenal hatinya
hingga dalam diam pun aku tahu ia bicara
bahwa kami adalah sahabat
ia sahabatku

0 Response to "Sahabaku"

Post a Comment